Semua Indah Pada Waktunya

Sebuah Episode Tombo Ati

by Hidayatul Karomah


"Semua Indah Pada Waktunya". Kalimat itu sering terdengar. Dan sepertinya tidak nyaman ketika mendengarnya saat kita dirundung persoalan, karena menganggap ini ungkapan menghibur diri. Atau sekedar basa-basi untuk menebar kembali benih optimisme di tengah keterpurukan hati.

Mengapa, mengapa dan mengapa itulah pertanyaan yang paling sering muncul ketika masalah datang menghampiri. Bahkan kalimat yang sering muncul adalah “seharusnya begini...seharusnya begini.. “, terakhir timbul kalimat penyesalan “..betapa bodohnya aku..seandainya..dan seandainya begini ataupun begitu ...tentu tidak akan begini”.

Galau itu sangat manusiawi... Rasulullah SAW pun pernah merasakannya ketika harus kehilangan orang-orang yang sangat dicintainya. Betapa pedihnya hati Rasulullah ketika harus kehilangan anak laki-laki beliau yang sangat diharap dapat menjadi penerusnya. Betapa pedihnya hati beliau saat ditinggal istri tercinta Khadijah ra menghadap Ilahi. Tempat curahan dan berbagi. Betapa sedihnya beliau saat paman yang sangat dicintai dan mencintai beliau, Abu Tholib harus berpulang sebelum sempat beriman.

Hidup tidak selalu ideal sebagaimana takaran ideal yang kita inginkan..itulah hidup. Allah menguji loyalitas iman kita untuk naik ke tingkat keimanan berikutnya dengan sederet ujian.

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan” (QS. Al-Insyirah: 6). Inilah pijakan yang seharusnya terpatri dalam-dalam di hati kita untuk mengalahkan rasa berontak yang tiada berguna. Rasa berontak yang bisa melarutkan kita menjadi hamba yang tidak bisa mengucap syukur... bahkan menjadi kufur (na’udzubillah...). Allah menegaskan bahwasanya akan menambah nikmat bagi orang yang bersyukur (QS. Ibrahim: 7).

Pandanglah ke atas sekali-sekali saja karena akan menyilaukan. Tengoklah ke belakang sebentar saja untuk menjadi motivasi , dan pandanglah ke depan untuk meraih hal yang lebih hakiki.

Janganlah sekali-kali berprasangka buruk atas suatu hal yang telah terjadi (QS. Fush-shilat: 23), karena jauh dari pengetahuan kita, Allah saja yang Maha Tahu mana yang terbaik untuk kita. Tugas kita berusaha (QS. Al-Insyirah: 7). Berusaha, berusaha dan berdoa.

Jangan buang waktu dengan pertanyaan-pertanyaan yang tiada berguna. Berjalan dengan waktu kita akan bisa memaknai kata “Semua Indah Pada Waktunya”. Semoga. Wallahu A’lam bishshawab..... 

Post a Comment for "Semua Indah Pada Waktunya"